Menu Close

SAMPAH DENGAN BERBAGAI DAMPAK YANG MEMENGARUHI MANUSIA

Penulis: Tim penulis FBU (Forestry Business Unit)

Editor: Elmo Alvin Ananta

Limbah merupakan zat sisa dari kegiatan manusia maupun hewan yang berbentuk padat, lumpur, cair, dan gas yang dibuang karena dianggap sudah tidak dibutuhkan dan diinginkan lagi. Limbah padat atau sampah ini secara umum dapat dibagi lagi menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik disebut juga sampah ramah lingkungan karena dapat terurai dalam waktu yang relatif cepat, contohnya sisa makanan, kayu, kertas, dan masih banyak lagi. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang kurang ramah lingkungan karena sangat sulit terurai atau bahkan tidak dapat terurai. Contoh sampah anorganik adalah styrofoam, keramik, dan sampah yang berasal dari bahan sintetis yang melalui pengolahan terlebih dahulu. Proses lebih lanjut dari pengolahan sampah dilakukan di tempat pembuangan akhir (TPA).

Salah satu contoh tempat pembuangan sampah adalah TPA Tanjungrejo yakni terletak pada Area Sawah, Honggosoco, Kec. Jekulo, Kabupaten Kudus yang memiliki luas lahan sekitar 5,25 hektar. Lahan ini sudah ada sejak 1983 hingga sekarang dan belum pernah ada perluasan, sedangkan sampah yang ditampung setiap harinya mencapai 125 ton. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena TPA tersebut hampir tidak mampu menampung sampah lagi. Pemerintah setempat telah merencanakan beberapa upaya untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya adalah memperluas lahan TPA seluas 4,5 hingga 4,9 hektar. Dengan tambahan lahan seluas itu, TPA Tanjungrejo mampu menampung sampah rumah tangga dan pasar tradisional antara 15 tahun hingga 18 tahun kedepan.

Gambar 1. TPA Tanjungrejo

Keadaan demikian juga terjadi di TPA Piyungan yang terletak pada Dusun Ngablak dan Watu Gender, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul. TPA ini mulai beroperasi sejak tahun 1996 dan masih aktif difungsikan karena belum ada lokasi baru yang dapat digunakan sebagai lahan dibangunnya TPA. Problem dari TPA ini yaitu umurnya hanya tersisa 1,5 tahun lagi. Mayoritas pasokan sampah ini berasal dari pasar tradisional yang menghasilkan berbagai sampah organik maupun anorganik. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Bantul mendorong 30 pasar tradisional untuk mengelola sampah secara mandiri agar sampah tidak perlu dibuang ke TPA Piyungan.

Kondisi overload sampah juga terjadi di TPA Supiturang yang berada di wilayah Mulyorejo, Sukun, Kota Malang, dengan luas area kurang lebih 32 hektar. Tiap harinya TPA ini mendapat kiriman 150 truk pengangkut sampah beragam jenis dengan jumlah kurang lebih 4.500 kubik sampah. Pada tahun 2019, terjadi kebakaran di TPA ini yang disebabkan oleh over kapasitas dari tumpukan sampah yang mengeluarkan gas metan. Berkaca dari kejadian ini, Pemerintah Kota Malang menggelar berbagai pelatihan tentang daur ulang sampah dan menghimbau masyarakat untuk mengurangi intensitas pembuangan.

Gambar 2. TPA Supiturang

Jumlah sampah yang membludak tentu dapat memberikan dampak bagi berbagai aspek kehidupan. Bagi para pemulung, TPA merupakan tempat mereka mencari rezeki. Namun, TPA juga membawa dampak negatif. Dari segi lingkungan, wilayah di sekitar TPA terjadi penurunan kualitas lingkungan, baik udara, air, maupun tanah. Dari segi ekonomi, masyarakat yang memiliki tempat usaha di sekitar TPA memiliki penghasilan yang lebih rendah daripada masyarakat lain karena konsumen merasa tidak nyaman dengan adanya bau tidak sedap yang ditimbulkan dari TPS tersebut. Sementara itu, dari segi kesehatan adanya TPA menyebabkan penyakit diare (Irawan, 2013), kolera (Lesmana, 2004), dan tifus menyebar dengan cepat akibat virus dan bakteri yang berasal dari sampah-sampah yang terdapat di TPA (Dahlan & Munawar, 2017). Selain itu, penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di lingkungan TPA (Candra, 2010). Selain itu dari sisi sosial, TPA menimbulkan bau tidak sedap yang dapat mengganggu kenyamanan dan aktivitas masyarakat sekitar.

Dari berbagai dampak tersebut, sampah dinilai sangat merugikan apabila tidak dikelola dengan baik dan benar. Manusia perlu solusi yang efisien dan efektif untuk menyelesaikan permasalahan ini. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir permasalahan sampah di sekitar kita :

Pilah dan Buang Sampah pada Tempatnya

Masyarakat dapat memilah sampah berdasarkan sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik juga dapat dikelompokkan kembali menjadi sampah plastik, sampah kaca, dan sampah elektronik

Reduce, Reuse, Recycle

Penerapan dari reduce yaitu dengan membawa tas belanja pribadi, alat makan pribadi, dan juga menggunakan jasa delivery refill untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Lalu, penerapan dari reuse seperti penggunaan plastik kemasan untuk polybag tanaman, kaleng makanan sebagai tempat penyimpanan atau pot bunga, dan kardus bekas untuk tempat penyimpanan. Terakhir yaitu recycle berbagai sampah berbahan plastik seperti kemasan minuman sachet dan sedotan dapat didaur ulang menjadi keranjang belanja dan aneka kerajinan tangan.

Pembuatan lubang biopori

Lubang resapan biopori merupakan langkah tepat untuk penanganan sampah organik. Sampah organik yang dapat digunakan untuk pengomposan seperti sisa makanan, dedaunan, sayur, atau buah-buahan. Pengomposan lebih mudah dilakukan dengan mengandalkan lubang resapan biopori. Selain itu, biopori dapat berfungsi sebagai resapan air sehingga bisa mengatasi banjir dan meningkatkan jumlah simpanan air tanah, sebagai tempat pengompos dan sumber pupuk kompos yang menyuburkan tanah sehingga kawasan hijau dapat meningkat.

Bank Sampah

Sistem bank sampah ini digagas oleh banksampah.id dengan memanfaatkan aplikasi berbasis website dan mobile yang bertujuan untuk mendukung kegiatan operasional bank sampah di seluruh Indonesia. Aplikasi ini bernama mySmash. Keberadaan aplikasi ini memudahkan nasabah untuk mengelola sampah yang akan ditabung serta memantau data sampah dan tabungan yang dimiliki. Berbagai fitur seperti jemput sampah, toko online sampah, fitur e-Learning, dan juga terdapat fitur Smash-pay dimana pengguna layanan bank sampah dapat menggunakan saldo untuk melakukan pembayaran online. Selain mySmash, terdapat sistem bank sampah yang serupa seperti duitin dan waste4change.

Referensi:

Aminudin, M., 2018. detiknews. [Online] . Available at: https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4111595/overload-setiap-hari-150-truk-buang-sampah-ke-tpa-supiturang. [Accessed 11 Juli 2021].

Azizah, R., 2020. Nusantara. [Online] .Available at: https://republika.co.id/berita/q4gcs6463/sisa-umur-tpa-piyungan-yogyakarta-tak-sampai-dua-tahun. [Accessed 11 Juli 2021].

Candra, A., 2010. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor Risiko Penularan. Aspirator- Journal of Vector-Borne Disease Studies, 2(2), pp. 110-119.

Dahlan, A. & Munawar, A., 2017. Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Faktor Budaya dengan Kejadian Tifus di Wilayah Kerja Puskesmas Lambur Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 14(1), pp. 95-101.

Irawan, A., 2013. Hubungan Antara Aspek Kesehatan Lingkungan dalam PHBS Rumah Tangga dengan Kejadian Penyakit Diare di Kabupaten Karangreja Tahun 2012. Journal of Public Health, 3(1), pp. 1-9.

Jakarta Smart CIty, 2018. JAKARTA SMART CITY. [Online]. Available at: https://smartcity.jakarta.go.id/blog/326/berbagai-cara-untuk-menanggulangi-sampah-ibukota. [Accessed 11 Juli 2021].

Lesmana, M., 2004. Perkembangan Mutakhir Infeksi Kolera. Jurnal Dokter Trisakti, 23(3), pp. 101-109.

Sumber gambar:

https://www.republika.co.id/berita/prfq1u291/atasi-sampah-pemkab-banyumas-masuh-butuh-tpa

https://jateng.antaranews.com/berita/339633/perluasan-tpa-tanjungrejo-kudus-butuh-lahan-49-hektare

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4111595/overload-setiap-hari-150-truk-buang-sampah-ke-tpa-supiturang

Posted in ARTIKEL, OPINI

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.