Kunjungan Ilmiah merupakan program kerja Forestry Study Club Universitas Gadjah Mada. Program kerja ini merupakan kegiatan kunjungan ke beberapa instansi yang terkait dengan kehutanan dan bertujuan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM. Kunjungan Ilmiah tahun ini telah dilaksanakan pada 15-19 Januari 2018. Instansi yang dikunjungi adalah Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Kebijakan dan Perubahan Iklim, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, dan Hutan Penelitian Pasirawi yang berlokasi di Kota Bogor. Selain itu pula, Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta dan Taman Nasional Gunung Ciremai di Kabupaten Kuningan. Kegiatan ini diikuti oleh peserta Mahasiswa Kehutanan UGM dengan jumlah total 50 orang mulai dari angkatan 2016, 2015, dan 2014. Tema dari Kunjungan Ilmiah 2018 adalah Bioenergy for Sustainable Development and Social Forestry.
Kunjungan instansi pertama adalah Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi dan Perubahan Iklim (P3SEKPI) di Bogor pada tanggal 16 Januari 2018 pukul 08.00-10.30 WIB.
Dalam kunjungan ini dilakukan pematerian ruang dan diskusi bersama tiga narasumber. Narasumber tersebut memberikan materi terkait Perhutanan Sosial dan contoh – contoh implementasinya di beberapa kawasan hutan serta materi tentang REDD.
Kunjungan berikutnya dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (P3HH) hingga pukul 12.00 WIB. Kunjungan di Litbang ini juga melakukan pematerian dan diskusi tentang produk – produk hasil hutan khususnya bioenergi dan pengolahannya serta membahas tentang anatomi kayu. Narasumber yang memberikan materi merupakan kelompok peneliti dari beberapa laboratorium yang terdapat di P3HH. Kelompok peneliti tersebut diantaranya adalah kelompok peneliti Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu, kelompok peneliti Kimia, kelompok peneliti Anatomi Kayu, dan kelompok peneliti Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan. Pada waktu selanjutnya, dilakukan minitrip laboratorium dari masing – masing kelompok peneliti.
17 Januari 2018, kegiatan dilanjutkan dengan perjalanan menuju Hutan Penelitian Pasirawi di Bogor. Perjalanan ditempuh selama satu setengah jam dari pusat kota. Di hutan penelitian tersebut, peserta didampingi oleh Pak Yusuf selaku pengelola kawasan hutan dan seorang dari pihak P3HH. Dalam kesempatan tersebut dilakukan kegiatan inventarisasi hutan tanaman aren dengan metode sensus. Metode tersebut digunakan karena luas hutan tanaman aren 0.25 hektare. Data yang diambil berupa tanaman produktif/nonproduktif, diameter, dan jumlah tanaman. Serta dilakukan pengambilan sampel dari pelepah dan daun tanaman aren sebagai bahan pembuatan biopellet.
Kegiatan selanjutnya adalah kunjungan ke Kebun Raya Bogor. Dalam kesempatan tersebut dilakukan pengenalan jenis – jenis pohon dan beberapa tanaman seperti anggrek serta penjelasan tentang sejarah berdirinya Kebun Raya Bogor di Indonesia. Kegiatan tersebut didampingi oleh pemandu dari pihak Kebun Raya Bogor yang terbagi menjadi tiga kelompok.
18 Januari 2018 dilakukan materi ruang dan diskusi bersama Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di ruang Theater Auditorium Jati I.
Materi tersebut dinarasumberi oleh Ibu Erna selaku Direktur Penyiapan Kawasan Perhutanan Sosial. Materi yang disampaikan berupa mekanisme perhutanan sosial serta permasalahan yang sering muncul dalam praktek perhutanan sosial di Indonesia. Setelah diskusi, kegiatan dilanjutkan dengan melakukan minitrip Museum Ir. Djamaludin Suryoadikusumo Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
19 Januari 2018 dilakukan bincang hangat dan diskusi bersama pihak Balai Taman Nasional Gunung Ciremai dan ketua kelompok pengelola wisata 1001 Tangga Manguntapa di Desa Sungkup, Kuningan. Selain itu pula, dilakukan wawancara kepada Kepala Desa Singkup, PEH Taman Nasional Gunung Ciremai, Kepala Resor Desa Singkup, Ketua Kelompok Masyarakat Pengelola Wisata 1001 Tangga Manguntapa, Ketua RT dan Ketua RW, Ketua Pemuda Desa Singkup untuk mengetahui peran masyarakat Desa Singkup terhadap kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai.
Bincang hangat dilanjutkan di Bumi Perkemahan Blok Ipukan. Bincang hangat dihadiri pula oleh Kepala Seksi Wilayah 1 Kuningan dan Ketua Kelompok Masyarakat Pengelola Wisata Bumi Perkemahan Blok Ipukan. Perbincangan membahas tentang sejarah kawasan Objek Daya Tarik Wisata di Blok Ipukan serta melakukan fieldtrip yang dipandu oleh Bu Merlin selaku intrepretator lingkungan mengenai edukasi fauna khas Blok Ipukan yaitu Kodok Merah, Surili, dan Elang Jawa.
Pengelolaan wisata berbasis masyarakat di Desa Singkup dan Blok Ipukan merupakan salah satu bentuk Perhutanan Sosial yang masuk dalam kategori Kemitraan Lingkungan di kawasan konservasi. Bentuk Perhutanan Sosial ini dinilai sebagai garda yang cukup prospektif. Pola yang diterapkan di hutan konservasi ini hanya berbagi peran bukan kawasan, yaitu berbagi peran dengan masyarakat untuk ikut serta mengelola kawasan wisata tersebut.