Oleh M. Noer Al-Fajri
Pelet kayu termasuk ke dalam energi terbarukan dalam pemanfaatan biomassa. Merupakan salah satu jenis bahan bakar alternatif terbarukan yang lebih ramah lingkungan, bentuknya hampir mirip dengan briket kayu, namun ukuran dan bahan perekatnya berbeda. Wood pellet atau pelet kayu ini memiliki banyak sekali manfaat antara lain memenuhi berbagai macam kebutuhan, baik kebutuhan rumah tangga maupun kebutuhan industri dan perusahaan.
Pelet kayu terbentuk dari hasil pengolahan dari kayu bulat atau limbah kayu menjadi serbuk yang dipadatkan sehingga terbentuk silindris dengan diameter 6—10 mm dan panjang 1—3 cm dengan kepadatan rata-rata 650 kg/m2 atau 1,5 m3/ton. Pelet kayu banyak digunakan di Eropa dan Amerika sebagai sumber energi untuk pemanas ruangan pada musim dingin dan energi penghasil listrik (carbon for electricity) serta sebagai sumber energi di rumah tangga untuk keperluan memasak. Pelet kayu menghasilkan rasio panas yang relatif tinggi antara output dan input-nya (19:1 hingga 20:1) dan energi sekitar 4,7kWh/kg.
Penggunaan pelet kayu sebagai bahan bakar tidak menghasilkan asap maupun CO2 sehingga dianggap sangat ramah lingkungan, harganya pun terjangkau. Jika dibandingkan dengan gas LPG yang memiliki harga yang mahal serta menghasilkan CO2 yang tidak ramah lingkungan, pelet kayu jauh lebih unggul. Pelet kayu memiliki sifat yang sama seperti kayu bakar yakni ketika tidak digunakan dapat dipadamkan terlebih dahulu dan dapat dihidupkan kembali ketika dibutuhkan. Walaupun memiliki karakter seperti kayu bakar, kandungan kalori pelet kayu setingkat dengan batu bara, ini dikarenakan pelet kayu telah melewati fase pengeringan yang berguna dalam menghilangkan kadar air kayunya.
Pelet kayu diatur dalam satu paket bersama kompor atau burner untuk digunakan di rumah tangga. Pelet kayu dapat disebut sebagai carbon neutral karena dianggap tidak menambah emisi CO2 ke atmosfer. Hal tersebut dikarenakan Wood Pellet berasal dari pepohonan yang telah menyerap lebih banyak CO2 daripada membuangnya. Emisi CO2 dari pelet kayu sekitar sepuluh kali lebih rendah dibandingkan dengan batu bara dan bahan bakar minyak, serta delapan kali lebih rendah daripada gas. Dengan keunggulan tersebut pelet kayu jauh lebih bermanfaat dibandingkan bahan bakar lainya, seperti kayu bakar, gas maupun batu bara sendiri.
Indonesia memiliki potensi dalam menghasilkan pelet kayu baik dimanfaatkan untuk ekspor maupun dimanfaatkan dalam negeri. Indonesia adalah negara tropis yang terletak di garis khatulistiwa, dimana sinar matahari sebagai syarat utama pertumbuhan pohon bersinar sepanjang tahun. Tanaman yang selama ini dikembangkan di Hutan Tanaman Industri (HTI) seperti jenis Akasia (Acacia mangium) dan Ekaliptus (Eucalyptus spp.) dapat mencapai diameter 30 cm hanya dalam waktu lima tahun. Sementara jenis yang sama jika ditanam di iklim subtropis membutuhkan waktu 40-60 tahun. Keunggulan ini seharusnya bisa dimanfaatkan Indonesia dalam pengembangan energi terbarukan seperti pelet kayu.
Penggunaan pelet kayu di Indonesia belum terlalu banyak, walaupun Indonesia memiliki beberapa pabrik pelet kayu contohnya PT Thaka Sukses Mandiri dan PT Pelet Biomas Indonesia, Namun hasilnya diekspor keluar negeri.. Untuk itu diharapkan pelet kayu dapat dipandang dan digunakan di Indonesia.
Beberapa keuntungan lain dalam pemakain pelet kayu di dalam rumah tangga sebagai berikut:
- Hemat kayu, dengan menggunakan ini pemakaian kayu menjadi lebih sedikit
- Hemat biaya, mengurangi biaya yang biasanya digunakan untuk membeli gas LPG
- Nyaman, tidak terdapat asap dalam pemakaian pelet kayu
- Bersih, jika dibandingkan dengan LPG atau kayu bakar yang menyebabkan dinding dapur menghitam.
- Sehat, mengurangi emisi CO2
- Aman, tidak ada resiko meledak dalam pemakaian pelet kayu
Setelah mengetahui keunggulan pelet kayu, apakah pelet kayu bisa di gunakan di Indonesia sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan? Jika dilihat dari bahan pokok yang banyak di Indonesia, manfaat yang besar serta dapat mengurangi gas CO2, sebaiknya pelet kayu ini bisa dijadikan pengganti dari bahan bakar yang biasanya kita pakai, seperti batu bara yang dipakai di pabrik-pabrik, pengganti kompor gas LPG di rumah dan dapat menggantikan kayu bakar yang biasanya digunakan rumah tangga di pedesaan.